Rabu, 16 September 2020

Gracias Emi

GRACIAS, EMI!

Mendatangkan pemain dari klub antah-berantah memang sudah jadi kebiasaan Arsene Wenger ketika masih menjabat sebagai manajer Arsenal. Kejadian tersebut terulang secara continue di tiap tahunnya. Pada tahun 2010 misalnya, Arsenal mendatangkan kiper berusia 17 tahun dari, Independiente, klub yang bermarkas di Buenos Aires, Argentina. Kiper itu bernama Emiliano Martinez.

Emi, panggilan akrabnya, harus menjalani karirnya di usia muda untuk membantu perekonomian keluarga. Perjalanan karirnya di Arsenal pun tidak mudah. Butuh dua tahun untuk dia menjalani laga debutnya di skuad utama Arsenal, tepatnya di tahun 2012 melawan Coventry City. Namun, dikarenakan performanya yang kurang memuaskan, ia lebih banyak ‘disekolahkan’ untuk mendapat lebih banyak jam terbang. Mulai dari Oxford United (2012), Sheffield Wednesday (2014), Rotterham (2015), Wolverhampton (2016), Getafe (2018) dan Reading (2019). Pensiunnya Petr Cech di tahun 2019, membuat Emi memilih bertahan dan ingin membuktikan kualitasnya di Arsenal.

Setelah sekian lama dijadikan pilihan kesekian, kesempatan untuk menjadi ajang pembuktian Martinez pun tiba, tepatnya saat Bernd Leno mengalami cedera saat Arsenal berhadapan dengan Brighton di lanjutan laga Premier League pasca restart. Martinez yang turun menggantikan Leno sayanngnya tidak dapat menghidarkan Arsenal dari kekalahan atas Brighton. Namun, di laga-laga selanjutnya, ia membayar kepercayaan Arteta yang diberikan padanya. Berkat performa impresifnya, Martinez pun dipercaya untuk menjadi kiper nomor satu Arsenal sampai berakhirnya musim 2019/2020.


Ya bisa dibilang Martinez menunggu sangat lama untuk kesempatan ini. kurang lebih 10 tahun ia dedikasikan waktunya untuk ‘memantaskan’ diri menjadi kiper skuad utama the Gunners. Di sisa laga musim lalu, ia tampil apik di bawah mistar gawang Arsenal, di ajang FA Cup khususnya. Emi bisa dibilang menjadi faktor kunci kesuksesan the Gunners di ajang tersebut. Pada babak semifinal misalnya, Arsenal harus berhadapan dengan tim superior sekelas Manchester City. Laga alot disajikan di laga tersebut. Bagaimana tidak, Arsenal hanya bisa bermain menunggu di belakang, melihat dominasi penguasaan bola anak asuh Pep Guardiola. Namun, dengan racikan Arteta ditambah koordinasi yang bagus dari Emi Martinez, Arsenal dapat mengalahkan Manchester City dengan catatan cleansheets. Ya bisa dibilang hal tersebut datang berkat kecerdikan Arteta dan dedikasi tinggi seorang Martinez dalam mengawal lini pertahanan Arsenal. Puncaknya adalah di laga final FA Cup. Di laga tersebut Emi kembali dipasang oleh Arteta untuk berada di bawah mistar. Padahal waktu itu Leno sudah sembuh dari cederanya. Hasilnya, Arsenal berhasil meraih trofi FA Cup untuk ke-14 kalinya. Hal ini sekaligus menobatkan Arsenal sebagai ‘raja’ dari FA Cup, mengungguli Manchester United di tempat kedua dengan raihan 13 trofi FA. Tangis haru dari Emi meliputi perayaan kemenangan Arsenal di ajang tertua di dunia itu. Bagaimana tidak, Emi yang menunggu 10 tahun lamanya akhirnya mendapatkan peran besar untuk membawa klub yang dibelanya dari usia 17 tahun itu meraih juara. Ya, memang hari itu sangat spesial untuk Emi, ia pantas mendapatkan sanjungan berkat kesabarannya selama ini.

Performa impresif dari Emi di akhir musim lalu tentu menjadikan semua fans bahagia. Persoalan kiper dengan kualitas yang mumpuni sudah diatasi berkat keberadaan Leno dan Emi. Secara, Emi dan Leno memiliki kualitas yang bisa dibilang tidak berbeda jauh dan dapat diandalkan pada setiap laga yang dijalani Arsenal. Namun, persoalan lain muncul berkat keberadaan dua kiper hebat ini, siapa yang nantinya akan menjadi pilihan pertama di skuat the Gunners?

Bernd Leno dan Emi Martinez bermain sama apiknya pada musim lalu. Sebelum mengalami cedera, Leno selalu membuat penyelamatan penting di saat lini pertahanan Arsenal tidak dapat diandalkan. Selain itu, Martinez pun bermain sama baiknya dengan Leno. Hal ini membuat Arteta dilema dalam memilih siapa yang harus dipilih menjadi kiper utama Arsenal musim ini. Ditambah Emi menuntut untuk dijadikan kiper nomor satu berkat performa impresifnya di sisa laga musim lalu. Bila menilik statistik yang dikutip dari sofascore, di ajang Premier League musim lalu, keduanya memiliki catatan yang berimbang. Dari 30 laga yang dijalankan Leno, ia memiliki catatan (1.3) kebobolan per laga, (3.8) penyelamatan per laga, (7) cleansheets dan (72%) akurasi operan. Sementara Martinez memiliki catatan yang hampir sama dengan Leno. Dari delapan (8) laga yang dijalani, Emi mencatatkan catatan (1.0) kebobolan per laga, (3.8) penyelamatan per laga, (3) cleansheets dan (67%) akurasi operan. Tentunya bila dilihat dari segi goalkeeping, keduanya memiliki catatan yang sama baiknya. Namun, Leno lebih diunggulkan karena memiliki atribut operan yang lebih baik dari Emi. Ya, Arsenal akhir-akhir ini sering menerapkan skema build-up dari lini pertahanan. Dalam skema ini, kiper juga memiliki andil untuk membangun serangan. Tentunya dengan akurasi passing Leno yang lebih baik membuat nya tetap berada pada posisi utama penjaga gawang Arsenal.

Banyak yang menspekulasikan Martinez akan pergi dari Arsenal. Bersamaan dengan pemain lainnya, ia dikabarkan akan pergi kepada klub yang memberikan garansi posisi kiper utama. Namun, semua orang terkejut ketika banyak pemain Arsenal yang dikabarkan akan hengkang, bermain di laga sepenting Community shield melawan Liverpool pada akhir agustus lalu. Bersamaan dengan pemain lainnya, Martinez menunjukan tajinya di laga tersebut. Bahkan ia melakukan dua penyelamatan penting saat menghalau sepakan Sadio Mane dari jarak dekat. Ditambah dengan pertahanan Arsenal yang kolektif saat bertahan, membuat mereka memenangkan Community Shield melawan jawara Premier League untuk yang ke-16 kalinya. Hal ini tentu membuat banyak pemain Arsenal yang akan dispekulasikan akan pergi sepeti Maitland-Niles, Rob Holding, dan Martinez berfikir ulang terkait masa depannya.

Tidak seperti pemain lainnya, tekad Emi untuk pergi dari Arsenal rasanya sudah dipikirkan matang-matang. Menunggu selama 10 tahun sepertinya sudah sangat lama bagi Martinez, sudah saatnya dia ‘naik kelas’. Pilihannya cuma satu, menjadikan Martinez menjadi kiper nomor satu atau tidak sama sekali. Arteta yang tidak bisa menjamin hal tersebut tentunya membuat Martinez mulai mengambil langkah untuk mencari klub yang berminat padanya. Absennya Emi di laga melawan Fulham, Sabtu lalu tentu sudah menjadi pertanda bahwa Emi akan pergi dari Arsenal. Hal ini semakin diperjelas dengan pernyataan jurnalis ternama ‘Fabrizio Romano’ mengabarkan bahwa Emi sudah siap bergabung dengan Aston Villa.

Sebagai fans tentunya kita harus menghargai keputusan dari Martinez. Ya, dia memang sudah seharusnya berada di posisi utama dengan kualitasnya itu. Hal ini tentu sama dengan apa yang terjadi pada Arteta pada saat ia masih berada di Manchester City. Dengan kemampuan dan kapabilitasnya, ia tidak bisa terus menerus berada di bawah naungan Pep Guardiola. Sadar akan hal itu, Arteta dengan sigap menerima tawaran Arsenal dan diberikan posisi utama dalam mengerahkan seluruh kemampuannya dalam meracik taktik untuk publik the Gunners. Kepindahannya pun berbuah manis, bersama Arsenal ia sudah meberikan dua trofi di musim perdananya. Tentu bila kita berkaca dari kisah Arteta, sudah waktunya Martinez untuk naik kelas. Mungkin Emi akan menemukan jalan suksesnya di tempat lain sama halnya seperti apa yang dirasakan Arteta saat ini.

Dengan diresmikannya Emi menjadi pemain Aston Villa, Arsenal kini kehilangan salah satu kiper terbaiknya. Ya, berat memang melihat bagaimana Emi memantaskan diri dan menjadi idola baru publik Emirates, harus pergi di saat semua orang mengelukan namanya. Namun dibalik itu semua, tentunya ini menjadi jalan terbaik untuk kedua pihak. Martinez ingin menjadi nomor satu, Arsenal mencarikan klub yang berminat pada pemain berusia 28 tahun itu. Pada akhirnya, semua akan berakhir dengan baik-baik saja. Tidak intrik, tidak ada drama, ini untuk kebaikan kedua belah pihak.

"Setiap ada pertemuan, pasti ada perpisahan.
Terima Kasih, Emi. Jasa dan dedikasimu akan selalu diingat oleh fans Arsenal".

Ditulis oleh: Robby Arsyadan

Referensi: Sky Sports/Sofascore

Tidak ada komentar:

Posting Komentar