Kamis, 20 Agustus 2020

CARA ARSENAL MENGORBITKAN PEMAIN MUDANYA

CARA ARSENAL MENGORBITKAN PEMAIN MUDANYA

Arsenal seperti tidak ada habis-habisnya dalam mencetak pemain muda bertalentanta. Musim lalu kita tentunya dikejutkan dengan performa apik dari Mateo Guendouzi. Datang dari Lorient, tim kasta kedua Liga Perancis, Guendouzi menjadi pilihan utama Emery hampir di semua pertandingan. Mengemas 47 penampilan di musim lalu, jumlah penampilannya hanya kalah dari Aubameyang, Iwobi, Lucas Torreira, dan Lacazette. Hal ini menandakan pentingnya peran Guendouzi di musim pertamanya bersama Arsenal. Pencapaiannya tersebut menganugerahkan dirinya sebagai pemain muda terbaik musim 2018/2019.

Di musim ini, Arsenal kembali mengorbitkan nama-nama baru seperti Gabriel Martinelli dan Bukayo Saka. Saka sendiri bukan nama asing untuk Arsenal. Pasalnya ia sudah melakukan debutnya di musim yang sama dengan kedatangan Guendouzi. Namun, di musim ini, dirinya mencuri perhatian dengan performa apiknya bersama Arsenal. Mengemas 39 laga di semua kompetisi, ia menorehkan 4 gol dan 11 assist, sehingga menobatkan dirinya sebagai pemain muda terbaik Arsenal untuk musim ini. Gabriel Martinelli pun tidak kalah mengesankannya dengan Saka. Di musim perdananya ia memainkan 26 laga dengan torehan 10 gol dan 4 assist. Bahkan gol solo run-nya melawan Chelsea Januari lalu dinobatkan sebagai Goal of The Season Arsenal musim ini, mengalahkan sepakan keras Willock ke gawang Liverpool dan aksi individual Aubameyang yang membuat Zouma salah arah. Sayang pemain berusia 19 tahun itu harus menutup musim perdananya bersama Arsenal dengan tidak menyenangkan. Ia mengalami cedera lutut saat latihan pada Juni lalu. Hal ini selain membuat dirinya menutup musim pertamanya dengan cepat, ia dipastikan absen pada paruh pertama musim depan dan diperkirakan baru bisa merumput pada awal tahun 2021.

Selain Gabriel Martinelli dan Bukayo Saka, pemain muda lainnya juga tidak kalah dengan dua nama di atas seperti Joe Willock, Nketiah, Maitland-Niles, dan Reiss Nelson. Walau tidak seimpresif dua pemain di atas, namun pada musim ini pemain-pemain tersebut sudah diberikatn menit bermain regular. Rata-rata para pemain muda ini sudah mencatatkan lebih dari 1000 menit di semua kompetisi yang dilakoninya musim ini. Tentu, ini membuktikan bahwa anak-anak muda ini sudah sedikit mendapat tempat di skuat utama Arsenal. Banyaknya pemain muda di skuad Arsenal musim ini bisa dibilang menjadi periode terbaik klub London Utara itu menghasilkan pemain muda potensial di satu musim.

Arsenal memang dikenal sebagai tim yang selalu mengorbitkan pemain mudanya menjadi pemain hebat di masa mendatang. Setiap tahunnya pasti selalu ada minimal satu atau dua pemain muda yang bersinar di Arsenal. Kehebatan Arsenal dalam menciptakan pemain bintang ini tentunya sudah dibuktikan dengan banyaknya pemain dari hasil didikannya. Pertanyaannya adalah, bagaimana Arsenal selalu dapat mengorbitkan pemain bintang tiap tahunnya?

Arsenal yang sekarang kita kenal tentunya buah dari kerja keras Arsene Wenger. Setelah mengabdi selama 22 tahun, ia merevolusi banyak hal di Arsenal. Yang paling mencolok adalah filosofi wenger tentang bagaimana ia selalu berani memainkan banyak pemain muda di Arsenal. Kepercayaan Wenger dengan para pemain mudanya adalah salah satu contoh yang membuat Arsenal lekat dengan julukan ‘Young Gunners’. Bahkan ketika di akhir eranya, ia lebih senang memainkan pemain mudanya untuk selalu mendapat andil lebih besar di Arsenal. Contohnya saat Arsenal harus melawat ke Old Traffod di tahun 2018 yang mana merupakan laga terakhir Wenger di kandang Manchester United itu. Total terdapat tujuh pemain muda di dalam skuat Arsenal kala itu. Walaupun harus ditekuk dengan skor 2-1, Wenger mengaku bangga dengan para pemain mudanya. Ia menilai skuat muda yang ia turunkan tidak takut dengan nama besar yang ada pada Manchester United. Tingkat kepercayaan Wenger inilah yang terus membuat Arsenal menciptakan banyak pemain muda berbakat tiap tahunnya. Sampai akhirnya ia meninggalkan klub, ia berpesan ‘Jagalah nilai-nilai klub yang telah dibangun’. Sesuai dengan semboyan Arsenal, Victoria Concordia Crescit. Setelah Wenger pergi pun, Arsenal mencari sosok yang tetap berada pada nilai-nilai tersebut, dimulai dari diri Unai Emery dan Mikel Arteta. Terbukti nilai-nilai tersebut masih dijalankan oleh kedua pelatih dengan bersinarnya nama-nama pemain muda di bawah dua komando pelatih penerus Wenger.

Kunci dari banyaknya pemain muda yang bersinar di Arsenal, selain dikarenakan filosofi Arsene Wenger juga terdapat faktor lain yang menunjang hal tersebut yaitu kecerdikan pemandu bakat dan kualitas akademi. Dikutip dari Bleach Report, kehebatan Arsenal dalam memaksimalkan pemandu bakatnya merupakan salah satu factor penting dalam kemajuan tim untuk mendapatkan banyak pemain berbakat. Ketika banyak tim-tim besar memanfaatkan kekuatan finansial untuk memperkuat kedalaman skuadnya, Arsenal masih setia dengan penggunaan scouting untuk mendapatkan pemain barunya.

Pada tahun 2008, kepala pemandu bakat Arsenal saat itu, Steve Rowley pernah menjelaskan ia memiliki banyak pemandu bakat rahasia yang tersebar di hampir seluruh belahan dunia. Di Inggris sendiri ia menjelaskan terdapat 12 pemandu bakat yang tersebar seantero negeri. Sedangkan metode yang berbeda di terapkan di luar Inggris. Untuk pemandu bakat yang ditempatkan di luar inggris, mereka memiliki daerah kekuasaannya sendiri untuk melakukan pengintaian. Hal ini dilakukan agar pemandu bakat tersebut dapat membuat jaringannya lebih luas baik dengan banyak stakeholder klub yang ada pada daerah cakupannya. Hal ini tentunya untuk memudahkan pemandu bakat untuk dapat mencari pemain bertalenta secara maksimal.

Selain menggunakan intuisinya, pemandu bakat di Arsenal dimudahkan dengan adanya StatDNA, sebuah perusahaan statistik berbasis analisis pertandingan sepak bola. Tidak seperti statistik pada pertandingan bisa, StatDNA berfokus pada banyak indikator yang dihitung berdasarkan kebutuhan dari klub. Kita tentunya sudah biasa melihat statistic seperti daya jelajah pemain sepakbola dan berapa banyak menit bermainnya. Namun, di StatDNA indikator yang dimasukan lebih detail dari apa yang pernah diperlihatkan sebelumnya. Contohnya seperti seberapa sering pemain lawan berlari mendekati pemain yang sedang memegang bola sampai seberapa sering pemain tersebut ke luar dari posisinya. Tentunya hal ini sangat berguna untuk para pemandu bakat dalam mengintai pemain incarannya. Namun hal ini tidak serta merta dijadikan acuan para pemandu bakat untuk merekrut pemain incarannya. Faktor di luar lapangan pun merupakan hal penting sebagai pertimbangan bagaimana pemain tersebut nantinya beradaptasi.

Ketika pemandu bakat menemukan pemain yang menjanjikan, yang harus dilakukannya adalah untuk menelfon kepala pemandu bakat. Kepala pemandu bakat nantinya akan mendengarkan laporan dari scoutingnya yang dirasa menarik. Bila menarik, kepala pemandu bakat nantinya akan menyuruh untuk melihat bagaimana progress dari pemain yang diintai. Nantinya, ia juga akan mengintruksikan pemandu bakat lainnya untuk melihat pemain tersebut. barulah ketika pemandu bakat yang lain mengabarkan hal yang sama dengan pemandu bakat sebelumnya, kepala pemandu bakat ini akan langsung terbang dan melihat bagaimana pemain intaiannya bermain. Setelahnya barulah kepala pemandu bakat melaporkan pemain intaiannya ke manager untuk berdiskusi, apakah pemain ini layak didatangkan atau tidak. Ketika dirasa sudah cocok, barulah tim negosiator merampungkannya dengan cepat. Hal ini untuk mencegah pemain yang telah diintai diambil oleh klub lain. Untuk lebih meyakinkan pemain intainnya, terkadang beberapa pemain akan datang langsung ke London untuk berbicara dengan beberapa petinggi dan melihat fasilitas apa saja yang ada di sana. Ditambah reputasi Arsenal yang selalu menurunkan tim mudanya di ajang kompetisi kedua, menjadi pertimbangan yang menarik untuk pemain yang akan bergabung ke sana.

Perjalanan untuk menciptakan pemain bintang tidak habis setelah pemain itu didatangkan ke Arsenal. Langkah berat lainnya adalah bagaimana untuk mengembangkan potensi dari pemain ini untuk dapat unjuk kebolehan di Arsenal. Salah satu contohnya adalah dengan menempatkan pemain muda ini di dalam Akademi. Ya, bersama pemain akademi lainnya, pemain tersebut harus memperebutkan satu posisi di skuat utama. Untuk bermain di skuat utama bukan hanya urusan kualitas permainan, melainkan juga bagaimana kebutuhan tim utama saat itu. Untuk itulah Ljunberg ditarik sebagai asisten pelatih Arteta, salah satu tugasnya adalah untuk mengetahui pemain akademi mana saja yang sekiranya dapat meningkatkan kualitas permainan Arsenal sesuai dengan posisi yang dibutuhkan.

Arteta tentunya sudah memiliki cara untuk mengembangkan pemain mudanya. Seperti apa yang dilakukan oleh Wenger, Ia ingin menambah banyak pemain berpengalaman dalam skuat Arsenal saat ini. Dibuktikan dengan kedatangan Willian di Arsenal yang menambah kualitas pemain yang berpengalaman dalam skuat Arsenal. Wenger sendiri memang sering memasukan banyak menurunkan pemain muda dan berpengalaman di suatu laga secara bersamaan. Hal ini menurut Wenger adalah kominasi yang baik untuk dilakukan untuk menambah pengalaman dari pemain muda.

Namun tampaknya regenerasi Arsenal untuk selalu mendatangkan pemain berbakat potensial mulai berkurang. Hal ini tidak terlepas dari pemecatan Francis Cagigao dan jajaran staff kepanduan lainnya akibat dampak finansial yang terjadi pada kubu Arsenal. Ya walaupun bukan suatu pembenaran bahwa Arsenal tidak akan memperoleh pemain muda terbaiknya, hal ini sebagai indikasi turunnya kualitas pemain muda yang ada di Arsenal. Ya kita lihat saja, pemain mana lagi yang akan diorbitkan oleh Arsenal.

Ditulis oleh: Robby Arsyadani


Referensi:

https://www.goal.com/en/news/who-is-arsenals-young-player-of-the-season/1oht02zs7t2p17cmzampx65d2

https://paininthearsenal.com/2020/01/29/arsenal-greatest-crop-young-players/

https://www.google.com/amp/s/syndication.bleacherreport.com/amp/1866334-arsenals-scouting-network-and-how-arsene-wenger-locates-talent.amp.html

https://www.google.com/amp/s/syndication.bleacherreport.com/amp/29326-arsenals-scouting-network-revealed.amp.html

https://arseblog.news/2020/08/report-arsenal-sack-head-of-international-scouting/

https://www.google.com/amp/s/amp.theguardian.com/football/2014/oct/17/arsenal-place-trust-arsene-wenger-army-statdna-data-analysts

https://highbury-house.com/2018/08/27/the-worst-deal-ivan-gazidis-secured-not-unai-emery/

https://www.google.com/amp/s/www.nytimes.com/2017/02/03/sports/soccer/arsenal-arsene-wenger-analytics.amp.html

https://www.google.com/amp/s/syndication.bleacher…

https://ligalaga.id/kick-off/maksimalkan-pengembangan-akademi-arsenal-buat-tim-transisi/

https://sport.detik.com/sepakbola/uefa/d-3662954/perpaduan-pemain-senior-dan-pemain-muda-arsenal-puaskan-wenger

Tidak ada komentar:

Posting Komentar