Senin, 17 Agustus 2020

Kiprah Raul Sanllehi di Arsenal

Kiprah Raul Sanllehi di Arsenal

Pada bursa musim transfer panas musim lalu, fans Arsenal dikejutkan dengan apa yang dilakukan oleh pihak manajemennya. Tidak seperti biasanya, Arsenal menggelontorkan begitu banyak uang dalam satu periode bursa transfer. Tak tanggung-tanggung, £150 Juta dikeluarkan dari brankas Arsenal yang sudah usang. Angka yang melewati duo Machester yang seyogyanya selalu pada daftar tim terboros di bursa transfer. Para fans pun keranjingan dengan agresifitas Arsenal di periode tersebut. Bagaimana tidak, fans yang biasanya harus melihat tim pesaing mendatangkan banyak pemain penting, kini mereka rasakan sendiri. Tentunya, pada bursa transfer panas musim kala itu merupakan rekor pengeluaran terbesar Arsenal selama klub itu berdiri. Tidak hanya itu, rekor lainnya muncul saat Arsenal mendatangkan Nicolas Pepe dari Lille seharga £72 Juta. Nilai yang memceahkan rekor sebelumnya yang dipegang oleh Aubameyang (£65 Juta). Yup, aksi menakjubkannya di Lille membuat manajemen Arsenal kepincut dengan pemain berkebangsaan Perancis itu. Pepe diharapkan menjadi ujung tombak dari proyek penguatan skuat bersama rekrutan lainnya seperti David Luiz, Dani Ceballos, Gabriel Martinelli, Kieran Tierney, dan William Saliba.

Tentu, pihak manajemen memiliki alasan tersendiri untuk mendatangkan beberapa pemain ini. Menurut pihak manajemen, kekalahan dari Chelsea di final UEL 2018 merupakan titik balik dari rekontruksi penguatan skuat Arsenal secara besar-besaran. Menilik dari kekalahan tersebut, terlihat skuat Arsenal kewalahan menghadapi Chelsea di babak kedua. Jomplangnya kekuatan skuat Arsenal kala itu membuat pihak manajemen berbenah untuk memperbaiki skuatnya. Pihak manajemen merasa bahwa Arsenal harus kembali ke jalur persaingan gelar juara dan tidak boleh ketinggalan dari para pesaingnya. Banyak kalangan yang menilai bahwa pembelanjaan masif Arsenal di musim lalu dikarenakan dorongan fans yang menuntut adanya perubahan. Belum lagi berhembus kabar bahwa dana yang dimiliki Arsenal hanyalah £45juta untuk terjun di bursa transfer. Namun pihak manajemen menyangkal hal tersebut. Pihak manajemen berkali-kali mengatakan bahwa kabar tersebut bukan dari pihak Arsenal. Menurutnya apa yang dilakukannya pada bursa transfer musim lalu murni karena keinginnan para petinggi untuk membawa Arsenal kembali ke masa jayanya. Ya walaupun hasilnya pada musim ini kurang baik, namun kerja keras para petinggi Arsenal patut diacungi jempol. Manajemen yang sekarang sudah mendobrak stigma negatif yang ada di klub ini.

Dibalik kesuksesan transfer Arsenal musim lalu, terdapat nama-nama penting yang memiliki andil dalam hal tersebut. Nama-nama seperti Raul Sanllehi dan Edu Gaspar misalnya, mereka adalah orang yang berjasa dalam perekrutan pemain Arsenal musim lalu. Orang-orang tersebut merupakan wajah baru dijajaran para staff Arsenal. Raul menempati posisi Director of football dan Edu Gaspar sebagai Tecknical Direktor. Kedatangan orang-orang ini tentunya merupakan hal baru untuk Arsenal. Bagaimana tidak? Saat Era Wenger tidak ada posisi demikian. Wenger beralasan bahwa adanya staff tersebut malah mengganggu pergerakan dari pelatih utama. Namun disatu sisi, keberadaan staff-staff ini diperuntukan membantu kerja dari pelatih utama agar lebih focus pada bidangnya masing-masing.

Raul Sanllehi misalnya, ia adalah salah satu staff Arsenal yang berposisi sebagai director of football. Tugas dari Direktur Sepakbola adalah untuk menjembatani pihak manajemen dengan pelatih utama. Selain itu, Direktur Sepakbola juga berperan mengurus berbagai jenis perekrutan yang akan terjadi pada tim. Raul sendiri memang sudah tidak asing lagi dengan jabatan ini. Sebelumnya, ia pernah menjabat dengan jabatan serupa di Barcelona. Ia berperan pada perekrutan pemain ternama seperti Alexis Sanchez dan Neymar. Namun akhirnya ia dipecat karena tidak dapat meyakinkan Neymar untuk tidak hengkang dari Barcelona. Hal tersebutlah yang membuat Arsenal menunjuk Edu Gaspar sebagai Direktur Teknik. Tugasnya adalah untuk membantu kerja dari Direktur Sepakbola dan juga pelatih utama dalam memberikan masukan-masukan untuk setiap langkah yang akan diambil. Tentu hal ini untuk meminimalisir kesalahan yang terjadi baik untuk pelatih dan Direktur Sepakbola.

Berkat kepiawan Raul Sanllehi, Arsenal dapat mendapatkan banyak pemain hebat di bursa musim panas musim lalu. Ia menggunakan metode installment plan atau cicilan dalam setiap negosiasinya. Dikutip dari akun twitter Ramble Swiss, nyatanya dalam transfer kemarin Arsenal tidak serta-merta mengeluarkan uang sebesar 150 juta pouns. Arsenal hanya merogoh kocek 46 juta pounds, menariknya angka ini sama dengan kabar tentang nominal budget awal Arsenal. Angka tersebut di dapat dengan menghitung uang muka yang harus dibayarkan Arsenal pada bursa musim panas tahun lalu. Nicolas Pepe 20 juta pounds, William Salliba 5 juta pounds, Tierny 10 juta pounds, martinelli 2 juta pounds, dan Dani Ceballos 5 juta pounds. Trik ini memang sudah biasa di sepakbola eropa seperti pada transfer Pogba (MU) dan Coutinho (Barcelona). Cara cerdik ini dibarengi dengan kepiawaian Edu Gaspar dalam melobi pemain yang akan didatangkan Arsenal. Seperti David Luiz dan Gabriel Martinelli yang datang berkat kepiawaian Edu memikat hati pemain tersebut.

Namun di musim ini sepertinya transfer musim lalu sulit terwujud, Pandemi Corona yang merusak ekonomi global menjadi alasannya. Bahkan efek dari pandemic ini, Arsenal harus memecat 55 karyawannya. Bahkan hal tersebut tetap harus dilakukan walaupun pemain Arsenal sudah mendapat pemotongan gaji. Belum lagi dengan jumlah cicilan yang dilakukan pada musim transfer musim panas kemarin, rasa-rasanya seperti memupus harapan Arsenal untuk mendatangan pemain top. Jalan satu-satunya hanyalah mendatangkan pemain melalui pinjaman ataupun pemain yang sudah habis kontraknya, seperti apa yang dilakukan Arsenal pada transfer Willian.

Kabar terbaru, Raul Sanllehi dipecat dari posisi Director of football. Menurut peryataannya di situs resmi Arsenal, pemecatannya ini dikarenakan adanya perampingan tambahan menyusul pemecatan 55 karyawan non teknis yang ada di Arsenal. Menurut penulis, wajar Raul Sanllehi dipecat oleh pihak Arsenal. Efek domino dari pembelanjaan besar-besaran Arsenal musim lalu membuat Arsenal menanggung beban finansial entah dari cicilan pemain maupun gaji para pemainnya ditambah efek pandemic yang membuat pendapatan dari penjualan tiket, hak siar, maupun komersil makin berkurang. Belum lagi pada masalah cicilan bursa transfer musim lalu dan gaji para pemainnya yang terlalu tinggi padahal sudah mengalami pemotongan 12.5%. Bahkan sebelum pandemic, Arsenal telah melaporkan bahwa timnya telah kehilangan £27.1 pada bulan Desember. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa Sanllehi merupakan salah seorang yang bertanggung jawab atas hal diatas.

Posisi Sanllehi nantinya akan digantikan oleh Vinai Venkateshem yang mana artinya sistem jajaran Arsenal akan kembali seperti layaknya Ivan Gazidiz musim lalu. Untuk urusan transfer hanya akan melibatkan Direktur Teknik Edu Gaspar dan Mikel Arteta. Hal ini membuat Arteta memiliki kuasa lebih besar untuk mengatur pemain-pemain mana saja yang dibutuhkan untuk Arsenal.

Namun dengan kepergian Sanllehi, Arsenal kehilangan sosok yang mana dekat dengan beberapa agen di dunia. Di era Sanllehi, Arsenal memang lebih suka mendatangkan pemain melalui koneksi dengan agent para pemain ternama dibandingkan dengan Analisa dari scout dan data. Dilansir dari Football London, kepergian Sanllehi akan berdampak pada rumor transfer Coutinho di Barcelona mengingat Sanllehi memiliki jaringan yang bagus dengan agennya, Kia Joorabchian. Terlihat dari bagaimana Arsenal dapat meminjam Denis Suarez pada musim lalu, Walaupun menurut Mislintat kedatangan Denis Suarez tidak sesuai kebutuhan tim. Transfer-transfer Arsenal belakangan ini pun berdasarkan koneksi Sanllehi dengan Kia, contohnya seperti David Luiz dan Willian. Tentu dengan ketidak hadiran Sanllehi, Arsenal tidak dapat mewujudkan hal tersebut.

Sekarang saatnya Arsenal lebih melangkah ke depan, di bawah rekontruksi jajaran yang lebih sederhanan tentunya membuat effesiensi pemutusan suatu kebijakan. Ya kita lihat saja bagaimana kiprah Arsenal di era rekontruksi yang baru.

Ditulis oleh: Robby Arsyadani


Referensi:

https://ligalaga.id/football-culture/mengenal-peran-director-football-2-sporting-director-dan-jawaban-perkembangan-zaman/

https://www.sportbible.com/football/news-reactions-arsenals-140m-summer-spending-spree-explained-in-a-twitter-thread-20190813

https://tirto.id/sosok-kunci-atas-kesuksesan-arsenal-di-bursa-transfer-efXc

https://www.football.london/arsenal-fc/news/raul-sanllehi-releases-statement-arsenal-18776530.amp?__twitter_impression=true

Tidak ada komentar:

Posting Komentar